Pasar Timur Tengah: Pusat Inti Inisiatif Sabuk dan Jalan serta Peluang E-commerce Lintas Batas

Kawasan Timur Tengah adalah inti dari proyek 'One Belt One Road', pasar e-commerce lintas batas sedang berkembang pesat.

Banyak pemain Tiongkok sudah masuk ke tanah yang penuh dengan pasir kuning ini: Shein, Temu, Kwai, TikTok, dan lain-lain.

Berapa besar potensi pasar di Timur Tengah? Mari kita telusuri!

Potensi Pasar: Pertumbuhan Tinggi, Persaingan Rendah

Populasi di wilayah Timur Tengah sangat banyak, terutama didominasi oleh konsumen muda. Total populasi mencapai 454 juta orang, dengan lebih dari 200 juta konsumen potensial yang penuh dengan rasa ingin tahu terhadap hal-hal baru. Khususnya di 'enam negara Gulf', termasuk Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Oman, dan Bahrain, merupakan pasar baru yang paling kaya di Timur Tengah. Pasar e-commerce lintas batas di enam negara Gulf ini telah mencapai tingkat pertumbuhan sebesar 33%, dengan kuatnya permintaan masyarakat Timur Tengah akan barang-barang lintas batas. Diperkirakan bahwa pada tahun 2025, ukuran pasar konsumsi e-commerce di Timur Tengah akan mencapai 50 miliar dolar AS, dengan laju pertumbuhan mencapai 110%, memberikan ruang pengembangan yang besar bagi penjual Tiongkok.

Kemampuan Beli: Konsumen Timur Tengah memiliki kemampuan beli yang kuat.

Purchasing power of Middle Eastern consumers is very strong. The per capita GDP of the six Gulf countries in the Middle East ranges from $23,000 to $84,000, which is typical of high-income groups. The average online shopping order value in the Middle East is as high as $150, which means higher GMV and profit margins. Due to climate and local religious and cultural influences, people in the Middle East prefer to shop online from home, which further drives the development of the e-commerce market in the region.

Cross-border e-commerce: Independent websites are more suitable for entry.

The Middle East is an important import market for Chinese goods, with a share of 15.36%. E-commerce platforms in the Middle East are emerging like mushrooms after rain, but Middle Eastern consumers have a unique enthusiasm for brands and prefer to obtain branded products through independent websites. Compared to opening stores on large e-commerce platforms, independent websites allow sellers to operate more flexibly, including brand promotion, pricing strategies, and marketing activities. In addition, sellers can better control customer data, laying the foundation for subsequent customer relationship management and precision marketing.

Success Cases

Beberapa penjual China telah berhasil membuka bisnis toko online mandiri di Timur Tengah. Misalnya, toko online mandiri merek produk bayi berpenghasilan hampir 50 juta dolar AS per tahun, hibobi, telah membuka gerai cabang di wilayah Arab Saudi pada tahun 2022. Anak emas lintas batas An Ke Chuang Xin juga telah mencapai banyak kesuksesan di wilayah Timur Tengah, dengan peningkatan tertinggi sebesar 35,7% dalam laporan keuangan tahun 2022.

Wilayah Timur Tengah merupakan inti dari inisiatif One Belt, One Road, dengan pasar e-commerce lintas batas sedang berkembang dengan cepat. Wilayah Timur Tengah memiliki populasi muda yang besar dan daya beli yang kuat, dan platform toko online mandiri seperti sarang lebah menjadi pilihan ideal bagi penjual China untuk memasuki pasar Timur Tengah. Pasar Timur Tengah memiliki potensi yang besar dan menunggu penjual yang berpengalaman untuk memanfaatkan peluang di lautan biru misterius ini melalui pembangunan toko online mandiri.